Sabtu, 21 Oktober 2017

Summary Logistics Student Forum, at Indonesia Transport Logistics & Maritime Week 2017

Have logistics education in Indonesia in accordance with the wishes of the logistics industry?

     The education about logistic in Indonesia is less good than another country. based on statement from Mr. Joko Widodo as President of Indonesia that "Indonesia is in development of Infrastructure, Indonesia must give special attention to develop their Human Resource.

     Universities are regarded as the foremost place in the effort to anticipate those changes. Therefore, universities are also required to be able to change and prepare. In order to prepare qualified human resources in producing an entrepreneurship and the needs of the existing Industry.
     We need to realize that currently the logistics industry needs human resources that "Plug & Play", this becomes one of the factors why logistics education in Indonesia is not in accordance with industry needs.

     To answer the problem is to improve the quality of logistics human resources both from lecturers and students. The lecturer must be really a good practitioner in his field, so that the competence given to his students is a real event. As the students we should be prosecuted so as not lazy to accept the knowledge given by the lecturer, because the knowledge given by the lecturers is the most important thing of science if you want to be a good human resources of logistic.

     Then, students should be able to spend more time to enter the world of practitioners, because students have more time to go to practitioners than practitioners to visit the campus, so we can not blame practitioners because the practitioners already have their own jobs. So if the campus can provide additional science to students by performing an activity such as conducting scientific or other research that can improve the insight and ability of students.

     A student should be able to develop himself very well, he should be able to develop the basic sciences that have been obtained when studying in a logistics education institution. Because essentially all educational institutions in Indonesia basic knowledge is the same, but when graduates and you want to work in an industry then the needs of the industry is different, so that the human resources itself must develop the basic sciences to be in accordance with the needs of the desired industry.
    
     The conclusion that I can make from the Student Forum at ITSCL 2017 held on JIEXPO is a stepping stone to move forward, opening the mind is learning is an endless thing. Students should run their "function" as the nation's development generator by contributing to create innovative progress, one of them with logistics, where logistics becomes one of the factors that become the reference to assess the progress of a country. Have logistics education in Indonesia in accordance with the wishes of the logistics industry? The answer is not yet, but all back to Human Resources itself, have or no desire to develop the basics of science that has been formed from educational institutions. Criticism, then solutive!


(Source: Machboub Al Masuvi, Logistics Student Forum, Indonesia Logistics Student Association, at Indonesia Transport Logistics & Maritime Week 2017.)


(The picture of me)

(The picture of me with Indonesia Logistics Student Association member and forum Speaker)

(The picture of me with my classmate)

(The picture of me with Himpunan Mahasiswa Logistik STMT Trisakti and HIMAPORTA STIMLOG)


Minggu, 15 Oktober 2017

Manajemen Pergudangan

TUGAS PAPER
MANAJEMEN PERGUDANGAN
MATA KULIAH MANAJEMEN LOGISTIK

STMT TRISAKTI



Dosen:
Thomy H. Nainggolan. MBA, MIM
Disusun Oleh:
Machboub Al Masuvi
224415039
Program S-1 MLM / A


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI
TRISAKTI
2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini


Jakarta, 16 Oktober 2017

Machboub Al Masuvi



DAFTAR ISI






BAB I

Pendahuluan

1.1.   Latar Belakang

     Gudang adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan barang baik yang berupa raw material barang work in proces atau finished good. Dari kata gudang maka didapatkan istilah pergudangan yang berarti merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan gudang. Kegiatan di gudang bagi perusahaan berperan penting, mulai dari waktu kecepatan pengambilan barang sampai dengan waktu kecepatan penempatan barang.
     Apple Inc. (sebelumnya bernama Apple Computer, Inc.) adalah sebuah perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California dan bergerak dalam bidang perancangan, pengembangan, dan penjualan barang-barang yang meliputi elektronik konsumen, perangkat lunak komputer, serta komputer pribadi. Apple Inc. didirikan pada tanggal 1 April, 1976 dan diinkonporasikan menjadi Apple Computer, Inc. pada tanggal 3 Januari, 1977. Pada 9 Januari, 2007, kata "Computer" dihapus untuk mencerminkan fokus Apple terhadap bidang elektronik konsumen pascapeluncuran iPhone.
    Apple dikenal akan jajaran produk perangkat lunak diantaranya sistem operasi OS X dan iOS, pemutar musik iTunes, serta peramban web Safari, dan perangkat keras diantaranya komputer meja iMac, komputer jinjing MacBook Pro, pemutar lagu iPod, serta telepon genggam iPhone dan jam tangan pintar Apple Watch.
     Produk yang digagas oleh Steve Jobs itu, hingga kini begitu digemari, karena tidak hanya berhasil membuat produk yang begitu canggih mendahului masanya, tapi dalam waktu yang bersamaan mampu menawarkan konsep simplicity, sehingga pada setiap produknya begitu nyaman dan sangat mudah untuk digunakan oleh pengguna awam sekalipun.
     Sudah merupakan rahasia umum, bahwa untuk menekan biaya produksi, apple menggandeng perusahaan yang bermarkas di Taiwan, Foxconn, untuk membuat pabrik pembuatan Ipad dan iPhone 5 di Cina.
     Tidak hanya pada biaya produksi produk, untuk biaya iklan pun perusahaan yang bermarkas besar di Silicon Valley, California tersebut, hanya mengeluarkan 933 juta dolar, hampir separuh dari biaya iklan Microsoft yang mencapai 1.600 juta dolar, bahkan tidak sampai sepertiga biaya iklan dari Coca Cola yang mencapai 3.256 juta dolar.
     Apple Inc. merupakan perusahaan yang sangat besar & berhasil, keberhasilan dari perusahaan ini tidak luput dari sistem pergudaangan yang sangat baik. Tujuan dari sistem pergudangan adalah untuk mengurus dan menyimpan barang- barang yang siap untuk didistribusikan dan disalurkan. Melalui perancangan gudang yang baik dapat meminimalkan biaya pengadaan dan pengoperasian sebuah gudang serta tercapai kelancaran pada proses pendistribusian barang dari gudang ke konsumen.
     Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen adalah harga produk yang murah, mutu produk yang tinggi dan waktu pengiriman yang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar faktor tersebut dapat terpenuhi adalah melakukan perancangan tata letak gudang & aktivitas yang baik. Atas dasar tersebut, penulis ingin mencari tahu tentang:
·         Proses aktivitas gudang Apple Inc. yang membuat produk perusahaan tersebut sukses dalam proses logistiknya yang efektif dan efisien
·         Prinsip material handling yang digunakan Apple Inc. karena produknya bisa sangat berkualitas.
·         Rencana Gudang Apple Inc.

1.2.   Rumusan Masalah

·         Bagaimanakah aktivitas gudang pada perusahaan Apple Inc.?
·         Apakah konsep 6S?
·         Bagaimana prinsip penanganan barang?
·         Bagaimana cara membuat Perencanaan Gudang?

1.3.   Tujuan Penelitian

·         Mengetahui proses aktivitas gudang pada perusahaan Apple Inc.
·         Mengerti apa itu Konsep 6S
·         Mengetahui cara penanganan barang
·         Mengerti bagaimana langkah – langkah dalam membuat perencanaan gudang



BAB II

PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Manajemen Pergudangan

2.1.1   Manajemen

     Manajemen adalah proses perencanaan / planning, pengorganisasian, pengkoordinasisasian, serta pengontrolan setiap sumber daya yang ada guna mencapai tujuan ataupun goals yang telah ditentukan dengan efektif dan efisien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang ada, dan efisien berarti dilaksanakan dengan benar dan terorganisis yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. - Ricky W. Griffin

2.1.2   Gudang

     Definisi gudang menurut Lambert (2001) adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk – produk (raw material, part, goods-in-process, finish goods) pada dan antara titik sumber (Point Of Origin) dan titik konsumsi (Point Of Consumption), dan menyediakan informasi kepada manajemen mengenai status, kondisi dan disposisi dari item yang disimpan

2.1.3   Manajemen Pergudangan

     Dari pengertian definisi Manajemen dan Gudang diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen pergudangan adalah suatu tatanan untuk mengelola pergudangan dan pendistribusian barang-barang agar barang yang tersimpan tetap dalam keadaan baik dan didistribusikan kepada para peminta pada waktu, spesifikasi, dan jumlah yang tepat.

2.2   Aktivitas Gudang

     Aktivitas yang mendominasi di gudang lebih banyak pada kegiatan mencari, mengambil, menyiapkan, sampai menyerahkan barang yang diminta (order picking), maka layout gudang perlu dibuat untuk memotret kelancaran seluruh kegiatan tersebut. Pada dasarnya desain layout gudang merupakan pengaturan tata letak yang mengikuti system operasi gudang (order-picking system) yang telah ditetapkan. Mula-mula diperlukan penetapan dimana posisi setiap kegiatan (penerimaan, pengambilan, peenyimpanan, pemeriksaan dan pengiriman) serta diperhatikan pula keterkaitan antar pihak-pihak tersebut. Secara umum fungsi-fungsi dan aliran dari aktivitas gudang menurut (Tomkins, 1996) adalah sebagai berikut :

      

2.2.1        Aktivitas Dasar

Adapun aktifitas dasar gudang yaitu sebagai berikut (Apple, 1990):

                                            2.2.1.1      Receiving (Unloading)

·         Penerimaan barang yang datang sesuai dengan aturan perusahaan atau gudang.
·         Manajemen bahwa kualitas dan kuantitas material sesuai dengan pesanan.
·         Penempatan material digudang atau ke bagian atau departemen lain yang memerlukan.

                                            2.2.1.2      Putaway

     Yaitu aktivitas penempatan material atau produk yang telah dibeli digudang. Termasuk aktivitas material handling verifikasi lokasi material produk dan penempatan material atau produk tersebut.

                                            2.2.1.3      Storage

     Yaitu penyimpanan material sementara sambil menunggu material tersebut digunakan untuk proses selanjutnya atau dikirim kepada bagian yang memerlukan atau pelanggan. Metode penyimpanan dan penanganan produk atau material tergantung pada ukuran, kualitas dan karakteristik produk atau material tersebut.

                                            2.2.1.4      Order picking

     Yaitu proses pemindahan dari gudang untuk memenuhi permintaan tertentu. Proses ini merupakan wujud pelayanan gudang kepada para pemakai dan konsumennya.

                                            2.2.1.5      Shipping (Loading)

Yaitu Proses pemeriksaan kesempurnaan pesanan.

                                            2.2.1.6      Distribution

Finish Good ke kendaraan dan siap untuk dikirm ke konsumen.

2.2.2        Aktivitas Tambahan

2.2.2.1  Prepackaging

     Yaitu aktivitas ini dilakukan apabila barang yang diterima dalam satuan bulk besar hendak disimpan dengan kemasan yang lebih kecil agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan atau konsumen (Apple, 1990).

2.2.3        Aktivitas Gudang Apple Inc.

     Apple Inc. pada tahun 1990 menjelaskan tentang masalah penyimpanan menembus keseluruh perusahaan, sejak penerimaan, melewati produksi sampai pengiriman. Aktivitas perancangan, persoalan penyimpanan menyeluruh dapat dipecah kedalam kategori-kategori berikut (Apple, 1990):
·         Penerimaan (receiving), selama proses penerimaan dan sebelum penyaluran.
·         Persediaan (inventory), penyimpanan bahan baku dan barang yang dibeli jadi sampai diperlukan produksi.
·         Perlengkapan yaitu barang bukan produktif yang digunakan untuk mendukung fungsi produktif.
·         Ditengah proses yaitu barang setengah jadi dan sedang menunggu operasi, selanjutnya.
·         Komponen jadi yaitu yang sedang menunggu perakitan (dapat juga disimpan pada daerah ditengah proses atau daerah perakitan).
·         Sisa yaitu bahan, bagian, produk dsb, yang akan diproses kembali menjadi bentuk yang berguna lagi.
·         Buangan yaitu penumpukan, pemilihan, dan penyaluran barang yang tidak berguna lagi.
·         Macam- macam yaitu peralatan, perlengkapan dsb, yang tidak berguna untuk digunakan kembali pada masa yang akan datang.
·         Produk jadi yaitu produk yang siap di produksi atau disimpan pada jangka waktu yang cukup lama.

2.3   Konsep 6S

     6S adalah metode yang menghilangkan waste yang tidak memberikan nilai tambah untuk pekerjaan dan memaksimalkan segala peng efisienan dan pengekfektifan proses kerja. 6S tidak hanya untuk kerja pada manufaktur, tetapi hal itu bisa berlaku untuk pengaturan kantor pada umumnya atau bahkan dirumah kita. Tujuan 6S yaitu menggunakan proses untuk membuat dan memelihara pengaturan  secara teratur, bersih, aman, dan efisien yang memungkinkan tingkat kinerja produktif bertambah.
     Apa yang kita sebut "6S" berasal dari 5S metode organisasi tempat kerja dan kontrol visual dipopulerkan oleh Hiroyuki Hirano (1990) yang berakar dalam karya-karya dua pionir Amerika yang cermat dipelajari oleh manajer Jepang. Ini adalah Frederick W. Taylor 's (1911) dan Henry Ford (1922). 5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Penerapan 5S umumnya diberlakukan bersamaan dengan penerapan kaizen agar dapat mendorong efektivitas pelaksanaan 5S.
     Sama halnya dengan 5S, 6S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar dan memelihara dan menjaga tempat kerja agar tertata rapi, bersih dan tertib sehingga dapat diciptakan kemudahan dalam bekerja. Pada dasarnya 6S sama dengan 5S namun terdapat tambahan kata 1S yakni “safety”, dengan tujuan yaitu efisiensi kerja, produktivitas kerja, kualitas kerja, keselamatan kerja, meningkatkan modal dan disiplin kerja, dan Kenyamanan kerja.  Jadi secara keseluruhan, 6S adalah:
·         Seiri, atau dalam bahasa Indonesia; Sortir, Kliring, Klasifikasikan.
·         Seiton, atau dalam bahasa Indonesia; Luruskan, Sederhanakan, Tetapkan dalam urutan, Konfigurasi.
·         Seiso, atau dalam bahasa Indonesia; Sapu, bersihkan, Scrub, Bersihkan dan Periksa.
·         Seiketsu, atau dalam bahasa Indonesia; Standarisasi, stabilkan, Kesesuaian.
·         Shitsuke, atau dalam bahasa Indonesia; Sustain, disiplin diri, kebiasaan dan latihan.
·         Safety , safety/keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam sebuah aktivitas pekerjaan.



2.4   Prinsip Penanganan Barang

2.4.1        Planning Principle

     Perencanaan merupakan aktivitas yang harus didefinisikan sebelum implementasi tata letak baru yang dirancang. Perencanaan dari material handling mendefinisikan mengenai material (apa) dan pergerakan (kapan dan mana); kedua hal tersebut akan menentukan metode yang digunakan (bagaimana dan siapa). Perencanaan penanganan material harus mencerminkan tujuan strategis organisasi serta kebutuhan yang lebih mendesak, mendokumentasikan pada metode dan masalah, fisik, kendala ekonomi, kebutuhan masa depan untuk menfokuskan pada tujuan material handling, dan mempromosikan rekayasa produk, desain proses, dan tata letak proses.

2.4.2        Standardization Principle

     Standardisasi berarti berkurangnya variasi dan kustomisasi dalam metode dan peralatan yang digunakan. Salah satu contohnya yaitu dalam proses perencanaan, perencanaan harus memilih metode dan peralatan yang dapat melakukan berbagai tugas di dalam berbagai operasi atau bersifat fleksibilitas dan modularitas.

2.4.3        Work Principle

     Ukuran kerja adalah penanganan aliran material (volume, berat atau menghitung waktu per unit) dikalikan dengan jarak perpindahan. Konsep yang digunakan yaitu menyederhanakan proses dengan mengurangi, menggabungkan, memperpendek atau menghilangkan tanpa mengorbankan produktivitas dan level service yang dibutuhkan untuk melakukan operasi.

2.4.4        Ergonomic Principle

     Ergonomi adalah ilmu yang digunakan untuk menyesuaikan pekerjaan atau kondisi kerja yang sesuai dengan kemampuan dari pekerja. Contohnya yaitu penanganan bahan pada tempat kerja dan peralatan yang digunakan untuk membantu dalam pekerjaan harus dirancang dengan baik sehingga dapat meningkatkan keamanan bagi pekerja dan peralatan kerja.

2.4.5        Unit Load Principle

     Unit load merupakan sesuatu yang bisa disimpan atau dipindahkan dalam satu entitas dengan sekali pemindahan atau angkut, seperti kontainer, pallet atau tote namun, tanpa memperhatingkan masing-masing item yang menjadi beban tersebut. Unit Load dan komposisinya dapat berubah sesuai dengan gerakan material dan produk yang telah melalui tahapan dari proses manufaktur dan distribusi yang dihasilkan.

2.4.6        Space Utilization Principle

     Ruang dalam material handling dapat dilihat dengan sisi tiga dimensi yang tergambarkan secara kubik. Di suatu area kerja yang tidak beraturan beberapa hal yang harus diperhatikan adalah ruang dan lorong yang kosong, pengaturan tata letak daerah penyimpanan, dan jalur transportasi material.

2.4.7        System Principle

     Suatu sistem adalah kumpulan interaksi dalam proses produksi dan saling terkait membentuk suatu kesatuan yang utuh. Arus informasi dan aliran material harus diintegrasikan dan diseimbangkan dalam setiap kegiatan pada proses produksi. Salah satunya adalah persyaratan pelanggan yaitu mengenai kuantitas, kualitas, dan pengiriman tepat waktu yang harus dipenuhi.

2.4.8        Automation Principle

     Penanganan bahan operasi harus termekanik atau otomatis yang mana layak untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan respon dari sistem produksi, meningkatkan konsistensi dan prediktabilitas. Semua item diharapkan akan ditangani otomatis dan harus memiliki fitur yang mengakomodasi mekanik dan penanganan otomatis.

2.4.9        Environmental Principle

     Kesadaran Lingkungan yaitu keinginan untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya alam dan untuk memprediksi dan menghilangkan kemungkinanefek negatif pada kegiatan keseharian terhadap lingkungan pada pabrik tersebut. Konsepnya yaitu mendesain sistem sesuai dengan fungsinya dan kesesuaiannya dengan lingkungan.

2.4.10    Life Cycle Cost Principle

     Life Cycle Cost mencakup semua arus kas yang ada antara waktu per biaya yaitu pada periode awal yang dihabiskan untuk perencanaan atau pengadaan peralatan baru, atau untuk pemberlakukan metode baru, hingga pergantian peralatan. Life Cycle Cost mencakup investasi, instalasi, setup dan pemrograman peralatan, pelatihan, pengujian sistem dan penerimaan, operasi (tenaga kerja, utilitas, dll), pemeliharaan dan perbaikan, dan akhir pembuangan.


2.5   Perencanaan Gudang

     Operasi gudang memainkan peran penting dalam kemajuan perusahaan manapun. Penting agar gudang menerapkan perencanaan untuk memastikan operasi yang efisien dan pada akhirnya mencapai kesuksesan bisnis.
Proses perencanaan harus mencakup enam langkah berikut:

2.5.1        Define Objectives

     Saat menentukan tata letak sebuah gudang, tujuannya harus didefinisikan dengan jelas. Tujuannya harus selaras dengan keseluruhan strategi pergudangan perusahaan. Tujuan dapat didefinisikan pada tingkat tinggi seperti untuk mengurangi biaya pergudangan atau untuk memberikan layanan pelanggan yang maksimal.
     Sama halnya, tujuannya bisa lebih spesifik, seperti memaksimalkan ruang pergudangan, memberikan fleksibilitas maksimal di gudang, atau meningkatkan efisiensi pergudangan tanpa menambah sumber daya.

2.5.2        Collect Information

     Informasi spesifik dari gudang yang diusulkan harus dikumpulkan. Ini termasuk spesifikasi gudang dari gambar arsitektur yang dapat mempengaruhi penyimpanan dan penanganan material.
     Rinciannya harus mencakup peta fisik ruang gudang untuk menunjukkan kolom, pintu, batasan tinggi, dermaga dan rak penyimpanan. Fitur eksternal yang dapat mempengaruhi penerimaan, penyimpanan dan pengiriman bahan juga harus diperhatikan.

2.5.3        Analysis

     Setelah informasi spesifik tentang gudang telah dikumpulkan, analisis dapat dimulai sehubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk tata ruang gudang. Analisis harus menentukan apakah keseluruhan tujuan dapat dipenuhi dan jika tidak bagaimana tujuan dapat dimodifikasi.
     Pada tahap ini dalam proses perencanaan, keputusan perlu dibuat oleh manajemen gudang untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan jika keseluruhan tujuan tidak dapat dipenuhi atau memerlukan perubahan substansial.
      Jika tujuan dapat dipenuhi berdasarkan analisis informasi, rencana implementasi yang rinci dapat dibuat.

2.5.4        Create Plan

     Rencana implementasi rinci harus menunjukkan semua langkah yang diperlukan untuk membuat tata letak gudang.
     Tujuan dan analisis informasi yang dikumpulkan harus digunakan dalam menciptakan rencana. Rencananya pertama-tama harus berada pada tingkat tinggi yang menunjukkan tugas utama dan kemudian masing-masing harus dibagi menjadi masing-masing tugas yang diperlukan.
     Setiap tugas harus ditinjau ulang dan dialokasikan sumber daya yang sesuai, sebagai alokasi perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Rencana tersebut harus menunjukkan kapan suatu tugas diwajibkan untuk memulai dan menyelesaikan berdasarkan ketersediaan sumber daya, baik kontraktor internal maupun kontraktor luar, atau jika tergantung pada tugas lain.
     Rencananya harus diperiksa untuk memastikan bahwa semua dependensi telah terhubung dengan benar. Setelah rencana dibuat, harus diperiksa untuk melihat apakah garis waktu dapat dicapai dan jika ada cukup sumber daya yang tersedia.

2.5.5        Implementation

     Terkadang tata letak gudang yang diimplementasikan bukan yang ada dalam rencananya. Hal ini dapat terjadi karena garis waktu yang tidak realistis dalam rencana, kurangnya sumber daya, tidak tersedianya kontraktor dari luar atau analisis yang buruk atas informasi yang dikumpulkan.
     Untuk memastikan bahwa rencana tata ruang gudang tercapai, pelaksanaannya harus berjangka waktu sehingga hanya ada sedikit atau tidak ada pergerakan material di gudang. Waktu yang ideal untuk hal ini adalah selama penutupan pabrik atau di akhir pekan jika penerapannya berukuran lebih kecil.
     Namun di gudang modern, hal ini tidak selalu memungkinkan kerapkali sumber daya gudang tambahan dibutuhkan untuk menjaga agar produk pengiriman tetap berjalan selama pelaksanaannya. Jika ini masalahnya, ini perlu dimasukkan ke dalam rencana. Implementasi harus memastikan bahwa semua perubahan yang dilakukan di gudang direplikasi dalam sistem manajemen gudang yang dioperasikan sehingga setiap item dapat ditemukan.
     Persediaan fisik produk di gudang setelah implementasi harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut mencerminkan gudang secara akurat.

2.5.6        Post Implementation

     Setelah tata letak telah dilaksanakan, harus ada serangkaian pemeriksaan untuk memastikan tata letaknya persis seperti yang ditentukan oleh gambar yang disetujui.
     Setiap item harus disimpan sesuai dengan keseluruhan rencana dan ini harus diperiksa untuk memastikan tata letaknya benar. Jika ada kesalahan, ini bisa mengakibatkan kesalahan pemalsuan atau kehilangan material di dalam gudang. Pengiriman bisa terganggu jika sistem gudang belum diperbarui secara akurat dengan informasi tata letak yang benar atau jika barang telah tersimpan di lokasi yang salah.
     Untuk jangka waktu setelah tata letak baru telah dilaksanakan, pemeriksaan rutin harus dilakukan untuk memastikan tata letak bekerja dan tidak ada masalah operasional yang terjadi karena tata letak yang baru. Pemeriksaan ini harus mencakup jumlah siklus dan persediaan fisik biasa.


BAB III

PENUTUP

3.1  KONKLUSI

     Apple Inc. merupkan perusahaan teknologi yang sangat besar dan sangat sukses. Dibalik kesuksesan perusahaan tersebut, ada berbagai banyak faktor yang menjadi acuan, salah satunya adalah dari faktor Aktivitas Pergudangannya.
     Akttivitas Gudang adalah salah satu elemen yang sangat penting bagi setiap perusahaan, karena aktivitas gudang yang baik dan terencana dapat menurunkan cost yang sangat signifikan dan juga keberhasilan pemasaran produk lewat arus distribusinya yang baik.
     Dalam aktivitas gudangnya, Apple Inc. menerapkan proses perencanaan yang sangat baik dengan Konsep 6S dan juga menerapkan Material Handling Principles yang baik sehingga berdampak kepada keberhasilan produknya yang membawa perusahaan Apple Inc. pada kesuksesan dan juga mempertahankan kesuksesan tersebut sampai saat ini.

DAFTAR PUSTAKA